Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله ditanya: "Manakah yang lebih utama, Mujawarah (menetap untuk ibadah) di Makkah, atau di Masjid Nabawi ﷺ, atau di Masjidil Aqsa, atau di berada di salah satu wilayah Tsugur pertahanan islam untuk tujuan bertempur dengan musuh?"
Beliau menjawab: Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Al-Murabathah (berjaga-jaga di garis depan/perbatasan wilayah Islam) lebih utama daripada al-Mujawarah (menetap untuk beribadah) di tiga masjid utama (Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsa), sebagaimana yang ditegaskan oleh para imam Islam pada umumnya.
Bahkan, para ulama berbeda pendapat mengenai hukum al-Mujawarah: Abu Hanifah memakruhkannya, sementara Malik, Ahmad, dan selainnya menyukainya (mustahab). Namun, al-Murabathah menurut mereka tetap lebih utama daripada al-Mujawarah, dan hal ini telah disepakati di antara kalangan Salaf.
Sampai-sampai Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:
"Sungguh, aku berjaga-jaga (ribath) satu malam di jalan Allah lebih aku cintai daripada aku shalat malam pada Lailatul Qadar di samping Hajar Aswad."
Hal itu dikarenakan Ribath termasuk dalam jenis jihad, dan jenis jihad lebih didahulukan daripada jenis haji, sebagaimana yang terdapat dalam Shahihain:
{ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قِيلَ لَهُ أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ ؟ قَالَ : الْإِيمَانُ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ : ثُمَّ مَاذَا ؟ قَالَ : جِهَادٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ . قِيلَ : ثُمَّ مَاذَا ؟ قَالَ حَجٌّ مَبْرُورٌ }
"Dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau ditanya: 'Amal apakah yang paling utama?' Beliau menjawab: 'Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.' Ditanyakan lagi: 'Kemudian apa?' Beliau menjawab: 'Jihad di jalan Allah.' Ditanyakan lagi: 'Kemudian apa?' Beliau menjawab: 'Haji yang mabrur.'"
Dan Allah Ta'ala telah berfirman:
{ أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ لَا يَسْتَوُونَ عِندَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ * الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِندَ اللَّهِ }
"Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim. Orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka, lebih tinggi derajatnya di sisi Allah..."
(At-Tawbah: 19-20)
Sampai pada firman-Nya:
{ إِنَّ اللَّهَ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
"...sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar."
( At-Tawbah: 22)
(Majmu' Fatawa)
0 Komentar